KPI DAKWAH
Komunikasi Dan Penyiaran Islam Community

ROKOK TAK PANDANG BULU

Label:

icha_kpi a2

Merokok menyebabkan kanker , serangan jantung , impotensi ,ganguan kehamilan dan janin. Ini adalah kalimat yang tidak asing lagi, karena disetiap kemasan dan iklan rokok selalu tidak absen dengan kalimat ini. Ironisnya, hal ini bukanlah sebuah hambatan bagi sang pecinta rokok. Meskipun mereka mengetahui begitu banyaknya bahaya rokok bagi kesehatan diri dan orang lain ,itu sama sekali tidak berpengaruh bagi mereka. Tidak sedikit diantara mereka yang menanggapinya dengan acuh- takacuh dan mengibaratkannya sebagai angin lalu saja.

Menjadi seorang perokok adalah sebuah pilihan. Dan ini adalah kebebasan setiap individu untuk menghisap yang namanya rokok. Perdebatan antara perokok aktif dan pasif sering kali terjadi. Bagi perokok aktif , ” hanya dengan rokok kenikmatan rasa akan dialami saat setiap asap masuk dan keluar dengan lembut dan perlahan ”. Sedangkan bagi perokok pasif, “ rokok adalah salah satu penyebab datangnya penyakit, juga pemborosan uang dan hal-hal buruk lainnya yang terdapat dalam rokok yang merugikan ”.

Rokok tidak hanya akrab dengan kaum lelaki tetapi juga tak asing lagi bagi kaum perempuan. Entah apa yang mereka pikirkan tentang rokok padahal bagi kaum perempuan, unsur zat yang terkandung dalam rokok bukan hanya mengganggu kesehatan diri tetapi juga dapat mengganggu perkembangan janin.

Gaya hidup masyarakat khususnya pecinta rokok, rokok merupakan salah satu kebutuhan yang juga harus terpenuhi selain kebutuhan sandang pangan yang merupakan kebutuhan primer, hal tersebut menyatakan bahwa rokok bukan lagi dianggap sebagai barang komplementer bagi sang penikmat rokok. Terbukti, setiap hari para pecinta rokok tidak pernah ketinggalan untuk menghisap rokok favoritnya. Berapapun kocek uang yang mereka miliki dan sebesar apapun kebutuhan yang harus mereka penuhi, mereka pasti menyisihkan sedikit uang hanya untuk mendapatkan sebatang rokok. Bahkan ada diantara mereka yang rela tidak mengisi perut mereka hanya karena tidak ingin kehilangan nikmatnya rokok. “Tak apa perut kosong asalkan ada rokok dikantong” Kata-kata itulah yang disepakati oleh kebanyakan pencinta rokok sejati yang kami temui. Namun adapula yang menjadikan rokok hanya sebagai pelengkap kebutuhan saja. ”Kalau kebutuhan sudah terpenuhi dan uang disaku masih ada, ya..aku baru ngerokok, soalnya rokok itu cuma buat pelengkap aja mbak…”,ujar salah seorang mahasiswa yang tidak terlalu menyukai rokok.

Betapa dahsyatnya pengaruh rokok yang mampu menyihir lingkungan masyarakat dan menghipnotis lingkungan pendidikan. Nyatanya, tidak jarang kami jumpai orang-orang yang berkecimpung di dunia pendidikan yang bersahabat dengan rokok, mulai dari dosen, staf, mahasiswa bahkan office boy-nya pun juga rekat dengan rokok.

“Rokok adalah penghilang stress saat depresi, karena kandungan bahan akdiktifnya yang dapat melemaskan otot saraf sehingga membuatku ketagihan”, ujar Fikri, mahasiswa yang mengakui dirinya sebagai pecinta rokok. ” Ngrokok itu enak lho, soalnya kerja itu tambah semangat kalo sambil ngrokok” tutur salah satu office boy kampus.

Menurut Hery Gunawan S Farm Apt, seorang penulis artikel kesehatan, rokok itu mengandung zat yang meyebabkan produksi dopamin otak meningkat, sehingga membuat seseorang menjadi pecandu terhadap rokok, sehingga sulit sekali bagi perokok yang sudah benar-benar menggilai rokok untuk berhenti merokok,yang dikutip dari Warta Ubaya.

Salah satu pemicu bertambahnya presentase pecandu rokok adalah gaya hidup. Kebiasan merokok sangat sulit ditinggalkan karena rokok mengandung zat nikotin yang bersifat adiktif bagi tubuh. Walau adiktif yang dikandung rokok tidak seberat adiktif pada narkootika dan obat-obat berbahaya (narkoba), zat adiktif rokok sangat sulit dilepaskan dari beberapa survei, kebiasaan merokok dimulai dari usia anak-anak, remaja, sampai tua. Mungkin karena itu seorang perokok sangat sulit menghentikan kebiasaan merokok, karena sudah bertahun-tahun melakukan kebiasaan buruk itu.

Ada beberapa alasan, mengapa kebiasaan merokok sulit dihilangkan, pertama rokok itu legal perokok merasa tidak melanggar peraturan dengan merokok. Fatwa haram dari MUI pun sementara ini belum menunjukkan pengaruh yang signifikan. Kedua rokok bisa dibeli dengan mudah dimanapun bahkan di cafetaria rumah sakitpun rokok tersedia disana. Ketiga harga rokok juga cukup terjangkau. Keempat perokok melihat yang merokok tidak hanya dirinya. Alhasil, sulit sekali mengikis kebiasaan merokok.

kpi dakwah
0 komentar:

Posting Komentar

E-book tutorial menjadi penulis blog kpi dakwah

E-book tutorial menjadi penulis blog kpi dakwah
jika ingin jadi penulis blog ini silahkan download dan pelajari ketentuannya
Selamat datang di blog KPI Dakwah..
Blog ini bertujuan sebagai suatu Wadah komunikasi untuk mahasiswa & Dosen KPI Dakwah.
bagi sahabat yang ingin menjadi penulis di blog ini silahkan kirim email: kpidakwah@gmail.com


FIKRI AMRULLAH. Diberdayakan oleh Blogger.

Pilih Kategori

Daftar ISI

Silahkan klik salah satu berita diatas