Oleh: Afifatul Maghfiroh
Penggelaran apresiasi seni yang diadakan oleh kampus STAIN Jember pada tanggal 14 Nopember 2010 cukup meriah. Event yang dimotori oleh anak KOMSI ( komunitas seni) yang merupakan salah satu UKM di STAIN jember ini berlangsung selama sehari semalam di halaman kampus. Acara yang bertujuan untuk memperingati hari jadinya UKM KOMSI ke IX yang jatuh pada tanggal 28 oktober lalu ini, merupakan serantaian acara dari minggu-minggu sebelumnya diantaranya penampilan teater yang bertempat di AULA STAIN Jember.
Musisi muda dan tua dari jember dan Lumajang berpartisipasi dalam Parade band yang terlaksana dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore hari. Keseluruhan perserta yang mengikuti sesi ini sebanyak 34 peserta. Setiap peserta ditarik Rp. 35.000 sebagai uang pendaftarannya. Pembludakan peserta yang melesat jauh dari target panitia yang awalnya 25 peserta ini membuat panitia harus mempereketat seleksi dan hasilnya 6 peserta band di dis karena tidak sesuai dengan persyratan yang disepakati oleh panitia. Peserta parade band ini diikuti oleh segala umur. Dari anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) sampai dewasa. Namun peserta yang dianggap di bawah umur ini didampingi oleh para orang tua masing-masing. Di samping untuk mensupport anak-anaknya, kehadiran orang tua pada waktu itu juga sangat membantu mereka untuk tampil maksimal. Bahkan Familiy dari para dosen dan pembantu-pembantu ketua STAIN pun juga ikut mendaftarkan sebagai peserta dalam acara yng terbagi dua sesi yakni parade band dan pentas seni ini.
Sekitar jam 7 malam sesi kedua dari serangkaian acara yang bertajuk “Suluk Salam Leluhur” ini dimulai yakni pementasan seni. Sebelum pentas seni ditampilkan, panitia megumumkan peserta musisi yang dianggap berhak menerima penghargaan dari panitia pada saat parade band. 2-nith band yang anggotanya terdiri dari anak-anak sekolah dasar berhasil keluar sebagai pemenang dalam parade band.
Acara yang juga dimeriahkan oleh beberapa band yang cukup ternama di Jember, diantaranya black metal band yang juga merupakan alumni dari komsi stain, mengawali acara di sesi kedua yang berlangsung sekitar 5 jam an. Saat acara puncak, yakni pada penampilan cobofara rege band terjadi sebuah insiden tonjok-menonjok antara penonton. Menurut salah satu mahasiswa yang tidak ingin disebut namanya, pembentrokan ini diawali oleh salah seorang penonton yang tengah asyik berjoget tidak sengaja menyenggol penonton lainnya. Adu mulut pun akhirnya tidak bisa dihindarkan hingga terjadi aksi anarkis tersebut. Peristiwa ini sempat membuat panik sejumlah pengunjung. Bahkan akhirnya vokalis band langsung seketika meminta kepada semua penonton untuk berdamai. Panitia juga segera meningkatkan pengamanan agar tidak terjadi hal yang serupa.
“ satpam-satpam seketika itu juga langsung sigap mencegah dan mendamaikan para penonton yang lagi bersitegang ” ujar Sulaiman selaku panitia.
Acara yang hanya diadakan setahun sekali ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan terutama masyrakat setempat. “ Yang kami harapkan para penonton dapat meresapi kehadiran seni di tengah-tengah masyarakat kita” tambahnya mantap menutup perbincangan kami.
Posting Komentar