KPI DAKWAH
Komunikasi Dan Penyiaran Islam Community

Masyrakat Cemaskan Penyebaran Virus Maut

Oleh: Afifatul maghfiroh


Virus yang memperlemah kekebalan tubuh manusia HIV (Humman Immunodeficiency Virus), berhasil membuat rasah masyarakat. Pasalnya, virus yang menyebabkan timbulnya AIDS (Acquired Immune Deviciency Syndrome) yang berdampak pada kematian ini, telah menyebar ke seluruh pelosok dunia, terlebih di Indonesia. Virus ini tidak hanya tumbuh di masyarakat perkotaan saja, melainkan juga di pedesaan bahkan dusun-dusun sudah mulai dicemari.

Hal tersebut terjadi lantaran maraknya pergaulan bebas di kalangan masyarakat yang banyak diperankan oleh para remaja. Meskipun berbagai penanganan yang telah ada, dapat membantu memperlambat laju perkembangan virus tarsebut, namun penyakit ini masih belum benar-benar bisa disembuhkan.

Kecemasan warga masyarakat semakin menjadi karena diketahui bahwa, penyebaran virus maut itu tidak hanya dengan melalui hubungan intim dan pengguna narkoba, namun banyak hal yang bisa membuat masyarakat tertulari. Awalnya mereka berfikir bahwa, hanya orang-orang yang menjalani seks bebas dan para pengkonsumsi obat-obatan telaranglah yang nantinya akan mendapat virus yang berpeluang pada kematian itu, pada kenyataanya banyak orang-orang yang sama sekali tidak berkecimpung didunia tersebut malah positif terserang HIV.

Pada umumnya, virus tersebut dapat ditularkan melalui aliran darah, tetapi penularan juga dapat terjadi malalui transfusi darah, jarum suntik yang telah terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama masa kehamilan, bersalin atau menyusui, dan juga bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh seperti, darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal dan air susu ibu.

Saat ini , tidak sedikit para remaja diusianya yang masih belia, yang terjangkit HIV. Berdasarkan data kementrian kesehatan Republik Indinesia, jumlah kasus AIDS (komulatif) sampai agustus 2010 dari semua umur mencapai 21.770 orang. Sebelumnya, Kemenkes RI mencatat pertambahan jumlah kasus AIDS 3.328 yang tersebar di penjuru Indonesia hingga September 2009, tercatat 18.442 kasus.

Dari data tersebut, telah ada setiap bulannya 302 kasus, dan setiap harinya sedikitnya terdapat 10 kasus yang tercatat. Dan masih ada berapa kasus lagi yang belum di tercatat atau dilaporkan, juga masih banyak pembawa virus maut atau penderita AIDS yang tidak terdeteksi dengan santai melanglang buana di tengah-tengah masyarakat.

Data Badan Dunia khusus AIDS (UNAIDS) lebih mengerikan lagi: sepanjang 2009, ada 2,6 juta jiwa tercatat terinfeksi HIV dan diperkirakan 1,8 juta jiwa meninggal karena AIDS. Berarti setiap hari di seluruh penjuru dunia ada 7.123 jiwa terinfeksi HIV dan 4.932 jiwa meninggal karena AIDS. Sementara itu, hingga kini ada 33,3 juta jiwa hidup dengan HIV, termasuk didalamnya 2,5 juta jiwa anak-anak.

Dari kasus-kasus tersebut, diperlukan adanya solusi untuk mencegah meluasnya penyebaran HIV/AIDS atau setidaknya mengurangi kecemasan warga masyarakat terhadap virus yang mematikan itu. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa seks bebas dan penyalahgunaan narkoba sangat erat kaitannya dengan HIV/AIDS.

Legalitas lokalisasi (tempat pelacuran) dan promosi penggunaan kondom diberikan secara gratis oleh pemerintah. Hal ini mulanya bertujuan untuk “menyetop” penyebaran virus terkutuk ini. Namun fakta yang terkuak, fenomena ini justru menberikan kelonggaran pada setiap orang untuk melakukan seks bebas karena merasa aman akan terhindar dari PMS (Penyakit Menular Seksual). Virus yang menyerang antibodi si penderita ini sampai sekarang belum ditemuka obat penawarnya.

agar masyrakat tidak resah akan terjangkit oleh virus ini, tidak ada cara lain kecuali dengan memutus mata rantai penularannya dan tidak memberikan fasilitas apapun pada virus ini untuk menyebar. Pendidikan moral dan pemahaman agama dari keluarga sangatlah penting. Adanya kontrol dari masyrakat yang termuat dalam aturan-aturan normatif juga merupakan unsur untuk menghentikan arus penularan HIV/ AIDS. Aturan dari pemerintah, seperti pelarangan terhadap semua media cetak ataupun elektronik yang berbau pornografi dan pornoaksi, harus diaplikasikan secara tegas.

kpi dakwah
0 komentar:

Posting Komentar

E-book tutorial menjadi penulis blog kpi dakwah

E-book tutorial menjadi penulis blog kpi dakwah
jika ingin jadi penulis blog ini silahkan download dan pelajari ketentuannya
Selamat datang di blog KPI Dakwah..
Blog ini bertujuan sebagai suatu Wadah komunikasi untuk mahasiswa & Dosen KPI Dakwah.
bagi sahabat yang ingin menjadi penulis di blog ini silahkan kirim email: kpidakwah@gmail.com


FIKRI AMRULLAH. Diberdayakan oleh Blogger.

Pilih Kategori

Daftar ISI

Silahkan klik salah satu berita diatas